Ada seorang manager di sebuh perusahaan XYZ yang datang ke kantor lalu mampir ke meja salah satu anak buahnya sambil bertanya, ”Badu, apakah pekerjaan yang saya minta kemarin sudah diselesaikan dan hasilnya sudah ditaruh di meja kantor saya?” Si Badu menjawab, “Sudah Pak, sudah selesau di laptop saya, tinggal ngeprint saja’. Pertanyaan: Apakah ini berarti si Badu sudah melakukan pekerjaan yang diminta atasannya? Jawabnya BELUM.
Ada seorang
kepala cabang sebuah perusahaan yang tidak berhasil mencapai target yang
ditentukan untuk cabangnya berkata pada atasannya/; “ Pak , sebetulnya target
kita itu tercapai, kemarin itu memang ada beberapa kendala yang kami hadapi
sehingga kami tidak bisa mencapai target”. Pertanyaan: apakah dengan mengatakan
demikian itu akan merubah target yang tidak tercapai menjadi tercapai ?
Jawabnya tentu saja tidak. Alasan apapun yang dia kemukakan hanyalah sebuah
alasan, sebuah excuse untuk
menjustifikasikan ketidak-mampuannya dalam mencapai target perusahaan.
Prinsip ini
memang sering disalahpahamkan menjadi: tidak perasaan, tidak pengertian, tidak
menghargai usaha orang dsb. Tapi sebenarnya focus pada hasil (Result) bisa
digambarkan sebagai berikut:
Target tidak
tercapai adala target tidak tercapai. Semua penyebab tidak tercapainya target
bisa tetap didengarkan dan dijadikan bahan evaluasi untuk membangun strategi
yang berbeda untuk kedepannya. Tetapi tidak mengubah kenyataan bahwa tidak
tercapainya target menjadi seolah-olah tercapai sehingga reward yang disepakati
tetap diberikan.
Hikmah yang
dapat diambil Semua upaya yang sudah dilakukan tetap dihargai tetapi target
tetap tidak tercapai, sehingga konsekuensi dari tidak tercapainya target tetap
menjadi acuan tindakan yang harus diambil selanjutnya.
Di akhir minggu
bulan ini mari kita buat kembali to do list yang masih belum tercapai yang
nantinya akan semangat di bulan selanjutnya agar target-target tersebut bisa tercapai.
SUMBER : Makalah
CAI 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar