Paging

Selasa, 04 Agustus 2015

Berkah Masalalu

Pagi ini awan mendung memperlihatkan dirinya, entah akan sampai kapan matahari menyembunyikan keceriaannya. Dia hendak terbangun dari tidurnya, tapi sangat sulit untuk melakukan itu. Rasanya sangat malas..
Seusai sarapan dia bergegas merapikan seluruh buku yang masih berserakan di atas kasur itu. Tak seperti biasanya, keceriaan sedikitpun tak tampak dari wajah cantiknya itu. Ia menyegerakan berpamitan kepada orangtuanya dan bergegas mengambil sepeda motor. Tak lama deru sepeda motor pun tak terdengar, sepertinya ia sengaja ingin cepat-cepat sampai ke sekolahnya.
Ciiiitttt… rem pun terinjak, “hampir saja” .. eluhnya.. “astaghfirullah”…
Seekor anjing yang menyeberang hampir saja tertabrak olehnya, karena tergesa-gesa, konsentrasinya seakan buyar, pagi itu benar-benar buruk dirasakannnya. Dilanjutkannya mengendarai dengan lebih lambat
Sampai di sekolah, ternyata jam masih menunjukkan pukul 7 lebih 15 menit. Hari ini hari Senin, pengurus OSIS sudah mulai mempersiapkan perlengkapan upacara. Upacara dimulai pukul 7.30. masih sekitar 15 menit lagi.. Dia berjalan menunduk dengan langkah kecil yang lambat. Masih saja desisan istighfar keluar dari bibirnya.
“Ifa!!! Tunggu…!!” teriak seorang perempuan dari arah belakang, seketika ia pun menoleh dan berhenti.
“ummi… ada apa? Liat tuh sampe keringetan muka kamu..” ucap Ifa
“enggak apa-apa..” umi pun cengengesan setelah berhasil lari sampai di samping Ifa. Mereka pun berjalan bersama sampai memasuki kelas, yaa mereka memang teman akrab satu kelas, bahkan satu bangku.
Aisyah nur assyifa. Ya.. orang-orang terbiasa memanggilnya dengan sebutan Ifa.. seorang perempuan yang cantik, tinggi, putih, hidung kecil dan mancung, serta lesung pipit dalam yang membuatnya makin manis tatkala tersenyum.. diam-diam Mia terus memperhatikannya, Ifa yang sedang terduduk pun merasa kalau sedaritadi ada yang memperhatikan gelagatnya.
“hey, what’s wrong? What do you thing about me, Mia? Why you so seriusly looked at me?” ucap Ifa dengan kening mengerut
“jangan ngeluarin jurus dong Fa, kamu kan tau aku gak bisa bahasa inggris, malah kamu ngomong bahasa inggris… huahhh” balasnya
“bukan gak bisa, tapi, belum bisa sayang…” ifa pun tersenyum.. senyum yang sangat indah “aku dulu juga ngerasa kalau bahasa inggris sangat sulit, tapi bukan berarti kita gak bisa kan? I believe you can do it baby…” jelasnya
“iya deh.. Fa, ” Mia tersenyum
tettt.. tetttttt.. tetttt
Suara bel berbunyi 3 kali, pertanda upacara akan dimulai.. mia berdiri dari bangkunya, badannya yang agak lebih besar, menyulitkan Mia untuk keluar dari celah kecil antara meja dengan kursinya. Ifa segera membantunya untuk berdiri.
Upacara kali ini benar-benar mengasikkan.. cuaca yang bersahabat, mendung, tapi gak hujan, anginnya banyak… wahhh bisa ngebayangin kan…?
Upacara selesai, semua anak-anak meninggalkan lapangan untuk kembali ke kelas ataupun ke kantin. Seluruh bangku sudah terisi oleh siswa. Buku pelajaran pun sudah ada di meja masing-masing.. Ifa adalah siswi kelas X IPA 1, SMA terfavorit di provinsinya.. telah banyak perlombaan yang mereka menangkan, sehingga sekolah itu disegani oleh sekolah-sekolah lain..
Suasana kelas yang tadinya ramai dengan desis-desis obrolan murid seketika terdiam. Ibu Rima guru agama pun masuk.. ibu Rima terkenal sangat disegani dan dikagumi bagi mereka yang benar-benar berniat belajar agama dengan benar.. ilmu agamanya yang baik membuat tak sedikit murid mencemoohnya.. astaghfirullah…
Detak jantung Ifa seketika berdetak sangat cepat.. ia teringat bahwa materi saat ini adalah materi yang sangat sensitif untuknya..
“hari ini kita membahas materi zina” ucap ibu Rima
“Ifa.. coba jelaskan apa yang kamu tau tentang zina!” tutur bu Rima
“zina adalah segala perbuatan yang dilarang oleh agama, yang pelakunya perempuan dan laki-laki yang bukan mahromnya” jelas Ifa.
Bu Rima tersenyum.. banyak pertanyaan terlontarkan sebelum bu rima menjelaskan materi tersebut, ya itulah kebiasaan bu rima, sehingga beliau disegani.. semua jawaban murid pun dibenarkannya.. Ifa bukanlah yang nomer 1 di sekolahnya, bahkan dia juga bukan yang pertama di kelasnya.. masih banyak teman-teman lainnya yang sangat pintar..
“apa yang kita kerjakan di dunia ini akan mendapat balasan yang setimpal di akhirat kelak. Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarrah, maka akan dibalas, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebesar zarrah akan dibalas sebesar itu juga.. kita percaya, kita tahu bahwa zina adalah perbuatan yang berdosa besar.. tapi kenapa kita masih tetap melakukannnya? Naudzubillah… anak-anakku.. kalian tau hukuman untuk pezina?
Seperti dalam surah An-Nur ayat 2: pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman”
Mereka sudah tersakiti dengan cambukan kemudian masih akan bertambah rasa malu dilihat oleh orang-orang yang beriman, apa untungnya peritiwa tersebut dilihat? Agar mereka orang-orang yang beriman merasa takut, agar mereka tau bahwa itu perbuatan yang tidak baik.. agar mereka menjauhi perbuatan tersebut
Bu Rima pun menjelaskan panjang lebar hingga 3 jam pelajaran terasa cepat terlewati..
Ifa hanya terdiam… ya.. sebuah masa lalu.. masa lalu yang sebenarnya ingin dia lupakan, tapi dia tau, tak akan bisa masa lalu terlupakan, karena masa lalu adalah sebagian dari perjalanan hidup kita, masa lalu ketika masa-masa smp.. entah apa yang terfikirkan olehnya.. umur yang masih belia, seharusnya ia manfaatkan dengan baik.. Berpacaran pun sudah tidak ada dalam Islam, apalagi sampai dia melakukan perzinahan? Astaghfirullah ya Allah ampuni aku.. banyak-banyak dia beristighfar… sebuah perzinahan yang belum sampai pada level yang teratas, zina tangan, ya dia pernah berpegangan tangan… apalagi zina hati, mungkin sudah sering dia lakukan…
Astaghfirullahhh astaghfirullahhh astaghfirullah
Dia terus merenung..
Tiba-tiba sebuah makna surah pun terlintas, perempuan keji untuk laki-laki keji dan perempuan baik akan bersama laki-laki baik
Astaghfirullah ya Allah alangkah berdosanya aku kepadamu, alangkah durhakanya aku kepada orangtuaku, Ya Allah apakah aku tergolong perempuan keji?… astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullahhal’adziimmm
Ya Allah.. maafkan hambamu ini maafkan perjalanan hidup hamba maafkan kelakuan hamba dulu ya Allah.. maafkan hamba, ampuni hamba… ya Allah terima kasih engkau telah memberikan hamba hidayah, terimakasih ya Allah engkau telah menyadarkan hamba.. ya Allah ampuni hamba tolong tuntun hamba ke jalan mu yang benar… rintihnya dalam hati sehabis solat dzuhur di musola sekolah… tak bersuara memang tapi linangan air mata membasahi pipi mulusnya itu… hatinya terisak sesak rasanya…
Wulan dan mia pun hanya saling beradu pandang, mereka tak mengerti akan sikap sahabatnya itu.. tak biasanya dia seperti itu… memang sudah biasa dia berdoa lama sehabis solat, tapi tak sampai mengisak isak… hingga yang ada di musola hanya mereka bertiga karena lamanya Ifa terduduk berderaian air mata
Ifa menyadari bahwa ada sahabat-sahabatnya, ia segera menghapus bekas air matanya itu, ia tak ingin sahabat-sahabatnya tau apa yang terjadi.. langsung ia rapikan mukenanya
“fa.. kenapa?” tanya Mia… “iya kenapa?” lanjut Wulan,
“enggak…” Ifa pun hanya tersenyum, lalu bergegas keluar musola untuk memakai sepatu…
Tett tettt tetttt..
Hari ini sekolah menyepatkan jam pulang karena guru-guru akan mengadakan rapat siang ini. Jadwal jam biasa pulang pukul 2 siang, sekarang pukul setengah 1 pun sudah pulang…
“aku duluan ya Lan, Fa.. udah ditunggu ayah di depan gerbang,” ucap Mia..
“iya hati-hati..” jawab mereka
Aku, Wulan berjalan bersama.. Wulan adalah seorang perempuan cantik, baik hati, dan pintar, dia banyak mengajariku arti sebuah hidup, memberitahu bahwa benar “indah pada waktunya”. memberitahu tentang betapa indahnya kesucian.. andai aku bisa mengulang hidup.. aku ingin seperti Wulan, yang bersedih dahulu, tapi benar bersenang kemudian dan untuk selamanya.. ucap Ifa dalam hati..
“fa.. kenapa? Dari pelajaran bu Rima kamu diem aja?” tanya Wulan..
Ifa yang masih melamun pun tak mendengar..
“faa?” ulangnya
“ehh iya.. maaf,”
Ifa tersadar setelah menyandung sebuah batu yang lumayan besar, Wulan pun segera menolongnya, hingga Ifa tidak sampai terjatuh
“untung aja gak jatuh kamu, ngelamun kok sambil jalan,”
“ah bisa aja kamu, aku enggak apa-apa Lan..” jawab Ifa
Wulan, sahabat Ifa ini sedikit banyak memang tau masa lalunya dibanding Mia, Wulan yang agak pendiam, tapi dapat memberi pengertian…
“aku tau apa yang kamu fikirin Fa, Fa… kalau kamu benar-benar sudah tau itu salah… dan gak ngelakuin lagi, bahkan sekarang kamu sangat menjaga, aku yakin Allah pasti mengampuni kamu Fa.. yakin Fa, kamu harus yakin… jangan kamu fikirin masa lalu kamu terus-menerus, yang terpenting kamu harus memperbaikinya sekarang… seperti kertas putih yang pernah tercoret.. ketika dihapus, dia gak akan pernah bisa kembali putih sebersih yang dulu, tapi kalau kamu terus-menerus menambah coretannya, akan tambah jadi seperti apa kertas itu? Mungkin akan tak berwujud kertas lagi.. coba deh kamu fikir, kalau tidak ada masa lalu kamu, apa iya kamu bisa pastikan kamu akan seperti sekarang? Kamu bisa benar-benar sadar akan kesalahan-kesalahan kamu? Semua kejadian pasti ada hikmahnya Fa…
Kata-kata Wulan memang benar, terpuruk dalam masa lalu itu gak baik, tapi jangan serta merta melupakan, karena tanpa ada masa lalu, tak kan pernah ada masa depan…
Sekarang dan untuk selamanya aku akan bisa jaga diriku… jaga diri ini dari hawa nafsu yang tak seharusnya ku lakukan… desis Ifa dalam hati
selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar