Paging

Kamis, 27 November 2014

Jangan Berbohong Meski Untuk Melucu.

Assalamualaikum readers! Semangat paagii!!
Seringkali manusia mudah lalai, sehingga tidak jarang terjerembab pada praktik kebohongan, yang sangat mungkin kebanyakan orang tidak menyadarinya. Yuk kita intip kebohongan-kebohongan yang sering kita lakukan secara sengaja namun tidak kita sadari.
Pertama, memanggil anak kecil untuk dikasih sesuatu padahal ia tidak punya yang dijanjikan tersebut. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amir Radhiyallahu ‘Anhu.
“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah datang ke rumah kami yang saat itu aku masih kecil. Lalu aku ingin keluar untuk bermain. Lalu ibuku memanggilku, “Hai kemarilah aku akan memberimu sesuatu. Kemudian, Rasulullah bertanya, “Apakah sebenarnya kamu tidak ingin memberinya?”
Ibuku menjawab, “Aku akan memberi dia kurma.” Lalu Rasulullah bersabda, “Jika kamu tidak memberinya apa-apa maka dicatat atasmu perbuatan dusta.” (HR. Abu Dawud).
Jika terhadap anak kecil saja, kebohongan tetap dinilai dusta, bagaimana jika janji itu kepada seluruh rakyat Indonesia?
Kedua, menyampaikan apapun yang didengar dari orang tanpa tabayyun. 
Ini nii yang sering ciwi-ciwi lakuin kalo lagi ngrumpi, “gosip”. Kalo readers lagi ngumpul ma temen-temen, jangan sampe kebawa emosi buat ceritain berita-berita yang gak bisa dipertanggungjawabkan, apalagi sampe ceritain hal-hal yang gak terjadi. ^^v
“Cukuplah seseorang dianggap berdusta kalau dia menyampaikan setiap yang ia dengar.” (HR. Muslim).
Ketiga, berbohong untuk melucu. 
Buat kalian-kalian yang suka banget ikutan stand up. Pasti bingung kan mau cerita apa biar jadi pemenang? Dan kalian akhirnya mengarang cerita selucu mungkin. Tapi tahukah anda? Ternyata,
“Celakalah orang yang berbicara, padahal ia berbohong untuk sekedar membuat orang-orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Jadi, perhatikan saat kalian mau bercerita yaa.. ^^b
Keempat, berbohong saat bercanda.
“Seorang hamba tidak beriman dengan sempurna, hingga ia meninggalkan berkata bohong saat bercanda dan meninggalkan debat walau ia benar.” (HR. Ahmad).
Kadang kita mau banget jadi center, pusat perhatian. Tapi kebanyakan dari kita mengarang cerita agar semua orang tertawa, di nilai sebagai orang yang gokil, gaul, dan kocak. Tapi readers, ceritanya jangan dikarang-karang yaa~,, kan kasian sama pendengar yang polos, nanti dia percaya-percaya aja lagi. Kalo udah gitu, nanti kalian looh yang repot. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar