Paging

Sabtu, 22 November 2014

Mengapa Saya Berjilbab? (testimoni oleh Sdri. Sekar)



Jujur, saya tidak memiliki jawaban yang pasti, saya hanya ingin pulang kembali ke ALLAH. Yang dapat saya rasakan adalah sudah bukan waktunya lagi berlari-lari mencari kebahagian versi dunia. Dari  semua yang telah saya peroleh, saya merasa bahwa bukan ini, dan bukan itu arti bahagia. Lalu Dimana? Saya mengayunkan langkah untuk mencari ALLAH dan langkah pertama saya adalah mengenakan Jilbab.

Sumber idenya adalah dari sifat romantisme saya,
Jika saya ingin mendekat kepada kekasih saya, hal pertama yang saya lakukan adalah saya harus mempercantik diri. ALLAH menyukai perempuan yang menutup auratnya dengan hijab, Perhiasan seorang perempuan muslimah adalah akhlaknya yang solehah, Orang akan langsung mengenali saya bahwa saya adalah muslim karena jilbab saya, Karena jika tidak maka saya tidak ada bedanya dengan yang bukam. Dan ini hanya langkah awal saya, hanya ini.

Kemudian tarikan tarikan ALLAH terus membetot ubun-ubun saya untuk melepaskan semua atribut kejahiliahan saya. Tanpa saya sadari, Saya mulai mencintai hal-hal yang menuju kepada Sang Pemilik napas saya, Saya terbawa arus kebaikan, Saya tenggelam di danau pengajian, Saya terdampar di padang illalang yang berisi dzikir, Saya bermahkotakan Al Quran dan Hadits, Saya tiba-tiba sangat mencintai tahajud, Saya menjadi seperti penari dalam kalimat taubah dan hamdalah.

Saya mulai meninggalkan rok mini saya, Berhenti memakai tanktop, Bahkan blus lengan pendek
Apalagi celana pendek yang sudah jauh saya tanggalkan. Lalu saya mulai berhenti mewarnai dan meluruskan rambut gelombang saya. Dan entah mengapa saya merasa lebih cantik.

Sahabat saya bilang :
“De, yang penting kan hati, loe tidak perlu berjilbab pun loe bisa menjadi baik“
Sahabat saya tidak salah, Tapi untuk saya, jilbab adalah sifat taat terhadap ALLAH dan sifat sosial saya dari menjaga diri saya terhadap tarikan tarikan mata makhluk berburung.

Bukankah indah akan semakin indah bila tertutup, akan menarik jika ia tidak terlihat, akan tetap menjadi misteri. Sesuatu yang tidak bisa disingkap apalagi disentuh akan menimbulkan kerinduan. Sesuatu yang tersembunyi dengan baik dan terjaga akan memiliki nilai yang tinggi. Tanpa hijab, tidak ada daya tarik, tidak ada kerinduan.

Bukankah ALLAH adalah misteri dan tersembunyi, karenanya kita semua merindukanNYA.

Inilah saya yang tidak pernah punya jawaban mengapa saya tiba-tiba kesetrum dan mengenakan jilbab. Hanya ALLAH yang memiliki jawabannya, Karena saya tidak sanggup menjawab. Yang pasti ketika kening menyentuh sajadah, Ketika airmata tumpah saat tahajud, Ketika tangan terangkat tinggi-tinggi untuk memohon ampunan, Ketika titik NOL adalah titik kepasrahan saya atas semua yang ALLAH titipkan kepada saya, Ketika tidak ada lagi jarak antara ALLAH dan saya, Ketika jilbab saya menutup dada saya, Ketika rok panjang semata kaki menjadi perhiasan saya kini, Maka inilah kebahagian yang sesungguhnya saya cari kemarin.

Doakan saya kuat dan istiqomah dengan langkah yang saya ayunkan ini, doakan saya kuat dan istiqomah dengan tarian tanpa topeng ini, dengan dawai tasbih dan hamdallah. Saya ingin berpulang dengan pakaian yang disukai ALLAH. Ya ALLAH kuatkan saya, hingga saya menutup mata, mempertanggung jawabkan semua perbuatan saya di mahkamah agung milik Mu …

-SEKAR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar