Jujur, saya tidak memiliki jawaban yang
pasti, saya hanya ingin pulang kembali ke ALLAH. Yang dapat saya rasakan adalah
sudah bukan waktunya lagi berlari-lari mencari kebahagian versi dunia.
Dari semua yang telah saya peroleh, saya
merasa bahwa bukan ini, dan bukan itu arti bahagia. Lalu Dimana? Saya
mengayunkan langkah untuk mencari ALLAH dan langkah pertama saya adalah
mengenakan Jilbab.
Sumber idenya adalah dari sifat
romantisme saya,
Jika saya ingin mendekat kepada kekasih
saya, hal pertama yang saya lakukan adalah saya harus mempercantik diri. ALLAH
menyukai perempuan yang menutup auratnya dengan hijab, Perhiasan seorang
perempuan muslimah adalah akhlaknya yang solehah, Orang akan langsung mengenali
saya bahwa saya adalah muslim karena jilbab saya, Karena jika tidak maka saya
tidak ada bedanya dengan yang bukam. Dan ini hanya langkah awal saya, hanya
ini.
Kemudian tarikan tarikan ALLAH terus
membetot ubun-ubun saya untuk melepaskan semua atribut kejahiliahan saya. Tanpa
saya sadari, Saya mulai mencintai hal-hal yang menuju kepada Sang Pemilik napas
saya, Saya terbawa arus kebaikan, Saya tenggelam di danau pengajian, Saya
terdampar di padang illalang yang berisi dzikir, Saya bermahkotakan Al Quran
dan Hadits, Saya tiba-tiba sangat mencintai tahajud, Saya menjadi seperti
penari dalam kalimat taubah dan hamdalah.
Saya mulai meninggalkan rok mini saya, Berhenti
memakai tanktop, Bahkan blus lengan pendek
Apalagi celana pendek yang sudah jauh
saya tanggalkan. Lalu saya mulai berhenti mewarnai dan meluruskan rambut
gelombang saya. Dan entah mengapa saya merasa lebih cantik.
Sahabat saya bilang :
“De, yang penting kan hati, loe tidak
perlu berjilbab pun loe bisa menjadi baik“
Sahabat saya tidak salah, Tapi untuk
saya, jilbab adalah sifat taat terhadap ALLAH dan sifat sosial saya dari
menjaga diri saya terhadap tarikan tarikan mata makhluk berburung.
Bukankah indah akan semakin indah bila
tertutup, akan menarik jika ia tidak terlihat, akan tetap menjadi misteri. Sesuatu
yang tidak bisa disingkap apalagi disentuh akan menimbulkan kerinduan. Sesuatu
yang tersembunyi dengan baik dan terjaga akan memiliki nilai yang tinggi. Tanpa
hijab, tidak ada daya tarik, tidak ada kerinduan.
Bukankah ALLAH adalah misteri dan
tersembunyi, karenanya kita semua merindukanNYA.
Inilah saya yang tidak pernah punya
jawaban mengapa saya tiba-tiba kesetrum dan mengenakan jilbab. Hanya ALLAH yang
memiliki jawabannya, Karena saya tidak sanggup menjawab. Yang pasti ketika
kening menyentuh sajadah, Ketika airmata tumpah saat tahajud, Ketika tangan
terangkat tinggi-tinggi untuk memohon ampunan, Ketika titik NOL adalah titik
kepasrahan saya atas semua yang ALLAH titipkan kepada saya, Ketika tidak ada
lagi jarak antara ALLAH dan saya, Ketika jilbab saya menutup dada saya, Ketika
rok panjang semata kaki menjadi perhiasan saya kini, Maka inilah kebahagian
yang sesungguhnya saya cari kemarin.
Doakan saya kuat dan istiqomah dengan langkah
yang saya ayunkan ini, doakan saya kuat dan istiqomah dengan tarian tanpa
topeng ini, dengan dawai tasbih dan hamdallah. Saya ingin berpulang dengan
pakaian yang disukai ALLAH. Ya ALLAH kuatkan saya, hingga saya menutup mata, mempertanggung
jawabkan semua perbuatan saya di mahkamah agung milik Mu …
-SEKAR-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar